Kamis, 08 Januari 2015

KONTRUKSI ATAP STADION GELORA BUNG KARNO





Salah satu keunikkan yang menonjol dari bangunan stadion utama senayan ini adalah kontruksi atap model temu gelang. Pemasangan pertama kontruksi atap tersebut dimulai tanggal 26 agustus 1961. Atap dengan bahan kerangka baja ini menjadi penutup untukseluruh tempat duduk yang mengelilingi tanah lapang di pusat stadion. Secara keseluruhan, berat bagian atap tersebut mencapai tidak kurang dari 5.000 ton, terdiri dari 96 kapstan yang masing-masing panjangnya 66 meter.
Setiap kapstan terbagi atas limabagian, sehingga seluruhnya berjumlah 480 bagian. Bagian tersebut akhirnya disambung menjadi satu sehingga, bisa mempunyai bentuk oval (bulat telur). Semua sambungan dikerjakan dengan las tanpa menggunakan baut pengikat. Kontruksi atap yang unik tersebut kemudian dipikul oleh 96 pasang tiang. Jika dilihat dari bawah, tiang pemikul tersebut terlihat menonjol keluar stadion sepanjang 18 meter serta menonjol ke dalam sepanjang 48 meter.
Bahan yang digunakan adalah besi baja martin no 3 yang seluruhnya secara khusus didatangkan dari Uni Soviet, dalam bentuk panil-panil dan batang-batang panjang. Apabila dihitung, keliling luar dari kontruksi atap model temu gelang Stadion Utama Senayan tersebut akan mencapai satu kilometer. Sedangkan seluruh pekerjaan menggunakan las , andaikan disambung menjadi sebuah rangkaian, panjangnya  tidak kurang mencapai 70 km.
Jika dilihat dari kejauhan, maka dudukan letak bagian atap stadion tersebut secara sepintas terlihat miring ke arah luar. Hal tersebut terjaddi karena bagian tersebut memang agak miring, menurun keluar dari stadion supaya ketika hujan air memang jatuh mengalir ke luar. Ini diakibatkan oleh karena tinggi atap dari atas tanah pada bagian dalam stadion 35 meter. Sementara di arah luar memang tidak lebih dari 30 meter.

Keistimewaan Stadion ini adalah kontruksi cantilever sepanjang 48 meter. Dengan demikian berarti, bagian kontruksi yang menonjol ke arah bagian dalam stadion, sama sekali tidak menggunakan bantuan tiang penopang. Kontruksi semacam itu, yang baru pertama kalinya dicoba di Indonesia pada sebuah bangunan raksasa, sanggup tampil dengan sangat mengagumkan dan telah bertahan selama puluhan tahun. Apalagi jika diingat, pekerjaan teknis ketika membangun stadion tersebut dilakukan pada awal tahun 60-an, dengan tingkat berikut peralatan teknis, yang pada masa itu masih sangat terbatas.


Sumber : https://books.google.co.id/books?id=ZmHnTBK5BL4C&pg=PA43&dq=konstruksi+atap+stadion+gelora+bung+karno&hl=id&sa=X&ei=t0uuVNDDNtSjugSI5oHABA&redir_esc=y#v=onepage&q=konstruksi%20atap%20stadion%20gelora%20bung%20karno&f=false

1 komentar: