Salah satu keunikkan yang menonjol
dari bangunan stadion utama senayan ini adalah kontruksi atap model temu
gelang. Pemasangan pertama kontruksi atap tersebut dimulai tanggal 26 agustus
1961. Atap dengan bahan kerangka baja ini menjadi penutup untukseluruh tempat
duduk yang mengelilingi tanah lapang di pusat stadion. Secara keseluruhan,
berat bagian atap tersebut mencapai tidak kurang dari 5.000 ton, terdiri dari
96 kapstan yang masing-masing panjangnya 66 meter.
Setiap kapstan terbagi atas
limabagian, sehingga seluruhnya berjumlah 480 bagian. Bagian tersebut akhirnya
disambung menjadi satu sehingga, bisa mempunyai bentuk oval (bulat telur).
Semua sambungan dikerjakan dengan las tanpa menggunakan baut pengikat. Kontruksi
atap yang unik tersebut kemudian dipikul oleh 96 pasang tiang. Jika dilihat
dari bawah, tiang pemikul tersebut terlihat menonjol keluar stadion sepanjang
18 meter serta menonjol ke dalam sepanjang 48 meter.
Bahan yang digunakan adalah besi baja
martin no 3 yang seluruhnya secara khusus didatangkan dari Uni Soviet, dalam
bentuk panil-panil dan batang-batang panjang. Apabila dihitung, keliling luar
dari kontruksi atap model temu gelang Stadion Utama Senayan tersebut akan
mencapai satu kilometer. Sedangkan seluruh pekerjaan menggunakan las , andaikan
disambung menjadi sebuah rangkaian, panjangnya
tidak kurang mencapai 70 km.
Jika dilihat dari kejauhan, maka
dudukan letak bagian atap stadion tersebut secara sepintas terlihat miring ke
arah luar. Hal tersebut terjaddi karena bagian tersebut memang agak miring,
menurun keluar dari stadion supaya ketika hujan air memang jatuh mengalir ke
luar. Ini diakibatkan oleh karena tinggi atap dari atas tanah pada bagian dalam
stadion 35 meter. Sementara di arah luar memang tidak lebih dari 30 meter.
Keistimewaan Stadion ini adalah
kontruksi cantilever sepanjang 48 meter. Dengan demikian berarti, bagian
kontruksi yang menonjol ke arah bagian dalam stadion, sama sekali tidak
menggunakan bantuan tiang penopang. Kontruksi semacam itu, yang baru pertama
kalinya dicoba di Indonesia pada sebuah bangunan raksasa, sanggup tampil dengan
sangat mengagumkan dan telah bertahan selama puluhan tahun. Apalagi jika
diingat, pekerjaan teknis ketika membangun stadion tersebut dilakukan pada awal
tahun 60-an, dengan tingkat berikut peralatan teknis, yang pada masa itu masih
sangat terbatas.
Mantap Jiwa!
BalasHapuswww.Penadwi.com