LOKALISASI
Lokalisasi yang banyak tersebar di Kabupaten
Banyuwangi memang sudah ditutup. Keberadaan lokalisasi prostitusi dinilai cukup
membahayakan dan mengancam masa depan generasi muda.
Bupati Abdullah Azwar Anas memang tak mau
kompromi. Kepala daerah yang diusung PDIP, Golkar dan PKB ini memerintahkan
aparat di bawahnya untuk tegas bila mengetahui ada praktik liar di eks
lokalisasi.Salah satu alasan paling utama kebijakan penutupan lokalisasi yang
diambil Pemkab Banyuwangi karena angka penderita HIV/AIDS yang sangat tinggi di
wilayahnya. Saat ini penderita yang terdeteksi positif HIV/AIDS mencapai 1.600
Orang."Dari yang terdeteksi sebagian besar masih berusia muda 26-27 tahun.
Berarti mereka mulai tertular saat 16-17 tahun karena virus HIV/AIDS baru
terdeteksi 10 tahun kemudian. Ini adalah niat kita untuk menyelamatkan
anak-anak muda, generasi penerus kita," terang Bupati Anas, Minggu
(27/4/2014).
Kekhawatiran itu diungkap Bupati Anas saat mendatangi
eks lokalisasi Blibis di Dusun Blibis, Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi dan
Padang Pasir. Bupati mendapat laporan bila di eks lokalisasi ini kembali para
PSK beroperasi."Mari kita semua kerja sama demi generasi muda kita di masa
mendatang. Kalau ada yang nakal tetap operasi sembunyi-sembunyi segera laporkan
dan kita tindak," kata Bupati Anas.
Tanggapan
Lokalisasi menurut saya sangat membahayakan
generasi muda untuk masa yang akan datang.
Selain itu lokalisasi juga sangat berbahaya terutama untuk kesehatan,
diantaranya angka penderita HIV dan AIDS sangat tinggi. Lokalisasi sangat
banyak terjadi di mana saja terutama di daerah Banyuwangi seperti berita yang
saya dapat di atas. Lokalisasi juga sering terjadi pada anak usia yang masih
belia, maka dari itu sangat membahayan bagi penerus masa depan kita.
Solusi
Perl adanya penegakkan hokum yang tegas dan
menindak lanjuti lokalisasi. Dibuat juga sanksi-sanksi agar lokalisasi bisa
terhindar. Kita juga perlu melindungi generasi muda akar terbebas dari lokalisasi
dan masa depannya tidak terancam.